Kamis, 25 Maret 2010

Opini rapat paripurna bank century

Kericuhan dalam rapat paripurna DPR RI saat pembacaan kesimpulan Panitia Angket Kasus Bank Century pada Selasa (2/3) dinilai sebagai bukti bahwa anggota legislatif masih lemah terutama dari segi mentalitas.

"Peristiwa tersebut menandakan bahwa wakil rakyat kita saat ini masih lemah. Seharusnya setiap permasalahan diatasi dengan kepala dingin dan bukan seperti itu,"

Dari segi sosial hal tersebut merupakan salah satu bagian dari proses transisi dari budaya yang sebelumnya patuh dan tidak boleh memprotes, saat ini beralih ke budaya yang lebih terbuka dalam mengeluarkan pendapat sampai ajang debat.

Proses transisi itu, katanya memiliki dampak negatif saat orang lain akan sakit hati, sehingga menimbulkan dendam karena kata-kata keras yang bahkan hingga tidak pantas dikeluarkan di forum terhormat tersebut.

Sedangkan dampak positif, menurut Saleh akan lebih terbuka karena setiap orang sudah berani menyampaikan pendapatnya. Semua itu tergantung pada anggota dewan menyampaikan pendapat ketika sidang paripurna tersebut.

"Menyampaikan pendapat boleh saja, tetapi jangan sampai marah-marah. Harus dengan kepala dingin. yang lebih penting, tidak perlu menang dalam kata-kata tapi harus direalisasikan dengan bekerja,".

Kericuhan pada rapat paripurna bermula setelah Ketua Panitia Angket Kasus Bank Century selesai membacakan laporan kesimpulan dan mengembalikan jalannya sidang kepada pimpinan sidang yakni Ketua DPR Marzuki Alie.

Saat itu sejumlah anggota DPR segera mengajukan interupsi dengan menghidupkan alat pengeras suara dan berteriak-teriak, "Pimpinan, interupsi pimpinan". Namun, ketua DPR Marzuki Alie tidak menanggapi yang kemudian mengetuk palu pertanda rapat ditutup.

Hal itu dilakukan ketua DPR Marzuki Alie yang bertindak sebagai pimpinan sidang berusaha menenangkan suasana dengan meminta anggota dewan menyampaikan interupsi satu per satu, namun anggota bertambah banyak mengajukan interupsi.

Marzuki Alie kemudian tetap saja berbicara menjelaskan mekanisme rapat paripurna sementara anggota DPR makin banyak yang mengajukan interupsi. Ia pun lantas menutup sidang paripurna tersebut dengan mengetuk palu.

Atas kejadian itu, sejumlah anggota DPR tampak tidak sabar sehingga maju ke depan menghampiri pimpinan sidang. Melihat hal itu sejumlah anggota DPR lainnya juga maju ke depan berusaha untuk melerai dan kericuhan pun terjadi.

Kericuhan tersebut, dikatakan Saleh, juga memberikan contoh yang tidak baik kepada masyarakat yang menyaksikan sidang paripurna itu dan hal ini tidak akan mendewasakan anak bangsa dalam berpolitik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar