Kamis, 25 Maret 2010

karakter tiga pemain film sang pemimpi

Pemeran Ikal
Kecil : Zulfani
Remaja : Vikri Setiawan
Dewasa : Lukman Sardi
eorang remaja yang penuh gejolak emosi dan cita-cita. Dia tak kalah semangat untuk berburu mimpi, keliling dunia, menjadi seorang penulis dan bisa membahagiakan kedua orang tuanya.
Kadang kala dia kalut dalam emosinya, putus asa akan mimpi-mimpi itu. Tetapi Arai bisa memberikan inspirasi, semangat dan dukungan agar bisa bangkit lagi, tidak terpuruk, untuk kembali bersama mewujudkan mimpi itu.
Ikal kecilpun kembali digambarkan untuk mengenang, bagaimana dia bermain emosi dengan ayahnya, bagaimana dia bangga mempunyai ayah yang selalu dia sebut sebagai ayah nomer satu di dunia.
Semangat mewujudkan mimpi boleh goyah dan terputus, tapi yang penting menyambungnya kembali. Inilah yang didapat Ikal melalui optimisme seorang Arai dan keinginannya untuk tidak mengecewakan orangtua.

Pemeran Arai
Kecil : Sandy Pranatha
Remaja : Ahmad Syaifullah
Dewasa : Nazril Irham alias Ariel Peterpan
anak yang mandiri dan sering melindungi Ikal. memiliki pribadi yang terbuka dan cerdas sekaligus nakal dan penuh ide-ide tak terduga. Arai juga dilukiskan tak banyak bicara namun otaknya selalu bekerja untuk membantu orang lain. Tak kenal menyerah dan memiliki optimisme yang luar biasa. Bagi Ikal, Arai adalah pahlawannya.
seorang yang penuh mimpi, tak kenal putus asa dan ingin selalu membuat orang lain bahagia.

Pemeran Jimbron remaja : Azwir fitrianto
Jimbron; anak kampung yang gagap dan kurang pintar dan sahabat yang sanggup berhabis segala demi sahabatnya lain. seorang remaja yang juga kurang beruntung. Dia diadopsi oleh seorang pendeta, karena disaat masih duduk di bangku SD dia ditinggal mati oleh orang tuanya. Dia beruntung punya teman seperti Ikal dan Arai, dibalik kekurangan dia dalam hal berbicara gagap, dia adalah teman yang setia kawan. Selalu ada untuk memberikan semangat kepada kedua temannya itu.
Dia pun tak kenal putus asa mendapatkan pujaan hatinya, ingin membuat tersenyum gadis pujaannya.
Dia yang kadang menghibur kedua temanna itu disaat lelah bekerja membanting tulang demi menabung untuk mengejar cita-cita kuliah di Jakarta.
Sebuah gambaran persahatan yang tulus, kompak dan penuh suka, canda dan duka.

Opini rapat paripurna bank century

Kericuhan dalam rapat paripurna DPR RI saat pembacaan kesimpulan Panitia Angket Kasus Bank Century pada Selasa (2/3) dinilai sebagai bukti bahwa anggota legislatif masih lemah terutama dari segi mentalitas.

"Peristiwa tersebut menandakan bahwa wakil rakyat kita saat ini masih lemah. Seharusnya setiap permasalahan diatasi dengan kepala dingin dan bukan seperti itu,"

Dari segi sosial hal tersebut merupakan salah satu bagian dari proses transisi dari budaya yang sebelumnya patuh dan tidak boleh memprotes, saat ini beralih ke budaya yang lebih terbuka dalam mengeluarkan pendapat sampai ajang debat.

Proses transisi itu, katanya memiliki dampak negatif saat orang lain akan sakit hati, sehingga menimbulkan dendam karena kata-kata keras yang bahkan hingga tidak pantas dikeluarkan di forum terhormat tersebut.

Sedangkan dampak positif, menurut Saleh akan lebih terbuka karena setiap orang sudah berani menyampaikan pendapatnya. Semua itu tergantung pada anggota dewan menyampaikan pendapat ketika sidang paripurna tersebut.

"Menyampaikan pendapat boleh saja, tetapi jangan sampai marah-marah. Harus dengan kepala dingin. yang lebih penting, tidak perlu menang dalam kata-kata tapi harus direalisasikan dengan bekerja,".

Kericuhan pada rapat paripurna bermula setelah Ketua Panitia Angket Kasus Bank Century selesai membacakan laporan kesimpulan dan mengembalikan jalannya sidang kepada pimpinan sidang yakni Ketua DPR Marzuki Alie.

Saat itu sejumlah anggota DPR segera mengajukan interupsi dengan menghidupkan alat pengeras suara dan berteriak-teriak, "Pimpinan, interupsi pimpinan". Namun, ketua DPR Marzuki Alie tidak menanggapi yang kemudian mengetuk palu pertanda rapat ditutup.

Hal itu dilakukan ketua DPR Marzuki Alie yang bertindak sebagai pimpinan sidang berusaha menenangkan suasana dengan meminta anggota dewan menyampaikan interupsi satu per satu, namun anggota bertambah banyak mengajukan interupsi.

Marzuki Alie kemudian tetap saja berbicara menjelaskan mekanisme rapat paripurna sementara anggota DPR makin banyak yang mengajukan interupsi. Ia pun lantas menutup sidang paripurna tersebut dengan mengetuk palu.

Atas kejadian itu, sejumlah anggota DPR tampak tidak sabar sehingga maju ke depan menghampiri pimpinan sidang. Melihat hal itu sejumlah anggota DPR lainnya juga maju ke depan berusaha untuk melerai dan kericuhan pun terjadi.

Kericuhan tersebut, dikatakan Saleh, juga memberikan contoh yang tidak baik kepada masyarakat yang menyaksikan sidang paripurna itu dan hal ini tidak akan mendewasakan anak bangsa dalam berpolitik.